Mengapa Pager Meledak di Lebanon? Berikut Penjelasan Lengkap tentang Alat Ini

Pager, perangkat komunikasi klasik yang dulu populer, kembali menjadi sorotan setelah ratusan pager meledak serentak di Lebanon pada 17 September 2024, menewaskan sembilan orang dan melukai ribuan lainnya. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya konflik antara Hizbullah dan Israel. Artikel ini membahas apa itu pager, bagaimana perangkat ini bekerja, serta teori-teori penyebab ledakan, mulai dari peretasan hingga sabotase teknologi. Temukan penjelasan lengkap tentang peristiwa mengejutkan ini yang mengguncang Lebanon dan memicu ketegangan baru di kawasan.

Apa itu Pager dan Sejarahnya?

Pager adalah perangkat komunikasi berukuran kecil yang pernah populer sebelum era telepon seluler. Alat ini digunakan untuk menerima pesan singkat dan sempat menjadi andalan komunikasi pada tahun 90-an. Beberapa orang mengenal pager sebagai “radio panggil” atau “beeper” karena bunyi khasnya ketika ada pesan masuk.

Bentuk pager biasanya persegi panjang dengan layar kecil untuk menampilkan pesan. Teknologi ini bekerja dengan menerima sinyal radio pada frekuensi tertentu yang ditransmisikan oleh penyedia layanan. Pager pertama kali ditemukan pada tahun 1956 oleh Multitone Electronics, dan awalnya banyak digunakan di rumah sakit oleh tenaga medis, terutama di St. Thomas Hospital, Inggris. Penggunaannya kemudian menyebar luas ke berbagai sektor dan negara.

Kenapa Pager Meledak di Lebanon?

Pada 17 September 2024, ratusan pager milik anggota Hizbullah di Lebanon tiba-tiba meledak. Insiden ini menyebabkan sembilan orang tewas dan ribuan lainnya terluka. Ledakan terjadi di berbagai lokasi, termasuk di daerah padat penduduk seperti pasar dan toko, menciptakan kepanikan besar di Lebanon.

Berikut beberapa dugaan yang beredar mengenai penyebab ledakan tersebut:

  1. Peretasan Jaringan Radio Pager Spekulasi muncul bahwa jaringan radio yang digunakan pager mungkin telah diretas. Serangan siber ini diduga memicu sistem pager untuk memberikan respons berbahaya, yang menyebabkan ledakan beruntun.

  2. Overheating Baterai Lithium Kemungkinan lain adalah baterai lithium di dalam pager yang terlalu panas dan memicu ledakan. Proses ini dikenal sebagai “thermal runaway,” di mana peningkatan suhu menyebabkan reaksi berantai kimia hingga meledak.

  3. Kode Berbahaya yang Dimodifikasi Menurut analis data Ralph Baydoun, ada kemungkinan bahwa pager tersebut disusupi dengan kode berbahaya yang memicu ledakan. Serangan ini dianggap terorganisir, karena menyasar anggota Hizbullah tertentu yang berada di level kepemimpinan.

  4. Sabotase Perangkat Sebuah teori menyebutkan bahwa pengiriman terbaru pager yang dibeli Hizbullah telah disabotase. Beberapa pihak menuding bahwa badan intelijen Israel, Mossad, mungkin terlibat dalam menyelipkan bahan peledak kecil di dalam perangkat.

Korban Ledakan Pager di Lebanon

Berdasarkan laporan dari saksi mata, banyak korban terluka parah di Beirut dan wilayah sekitarnya. Pemerintah Lebanon mencatat sembilan orang tewas, termasuk dua anggota Hizbullah dan seorang gadis berusia 8 tahun. Lebih dari 2.800 orang terluka, dengan 200 di antaranya dalam kondisi kritis. Beberapa korban mengalami luka di wajah, tangan, dan perut akibat ledakan tersebut.

Siapa yang Diduga Bertanggung Jawab?

Hizbullah dan sejumlah pihak lainnya menuduh Israel sebagai dalang di balik ledakan ini. Tuduhan ini muncul karena meningkatnya ketegangan antara kedua pihak, terutama di perbatasan Lebanon-Israel. Israel juga disebut-sebut telah melakukan infiltrasi terhadap rantai pasokan perangkat komunikasi yang digunakan oleh Hizbullah. Israel sendiri telah memperluas operasi militernya di Lebanon, dan insiden ledakan pager ini dianggap sebagai salah satu serangan strategis terhadap kelompok militan tersebut.

Kesimpulan

Pager, yang pernah menjadi simbol komunikasi cepat di era pra-ponsel, kini mencatat sejarah baru dalam konflik Timur Tengah. Insiden meledaknya pager di Lebanon tidak hanya mengungkapkan kerentanan teknologi lama ini, tetapi juga menunjukkan bagaimana perangkat tersebut masih menjadi bagian dari strategi komunikasi dan peperangan modern.

Dengan kejadian ini, penggunaan pager oleh Hizbullah dalam beberapa bulan terakhir menimbulkan pertanyaan besar tentang keamanannya di tengah eskalasi konflik dengan Israel.